MERTI DESA SUMOWONO
ditulis oleh Eko Kukuh Kustanto
Contact
me:
Line
Id: EkoKukuhKustanto
Instagram:
@KukuhKita ( Eko Kukuh Kustanto)
Mobile:
+6285641785444
Sumowono
menurut bahasa berasal dari kata Sumo yang berarti Bunga dan Wono
yang berarti Hutan. Jadi bisa diartikan bahwa Sumowono ialah bunga
yang ada dalam hutan. Dahulu kala Sumowono merupakan hutan yang ada
dikaki Gunung Ungaran dan dihuni oleh siapapun. Namun, sekarang
Sumowono menjadi sebuah desa yang sudah ramai. Sumowono memiliki adat
istiadat , suku dan kekayaan alam yang melimpah. Salah satu adat
istiadat Sumowono adalah MERTI DUSUN.
Orang-orang
Sumowono tergolong dari suku jawa, karena menurut sejarah Sumowono
merupakan Desa yang terbentuk saat Perang Pangeran Diponegoro hingga
beberapa kejadian terdahulu yang sekarang terbentuklah SUMOWONO.
Bahasa jawa digunakan orang-orang Sumowono menjadi bahasa daerah,
apalagi Bahasa Krama.
Merti desa, sering disebut juga bersih desa, hakikatnya adalah simbol rasa syukur masyarakat kepada Yang Maha Kuasa atas limpahan karunia yang diberikan-Nya. Karunia tersebut bisa berwujud apa saja, seperti kelimpahan rezeki, keselamatan, serta ketentraman dan keselarasan hidup. Bahkan orang Jawa percaya, ketika sedang dilanda duka dan tertimpa musibah pun, masih banyak hal yang pantas disyukuri. Masih ada hikmah dan pelajaran positif yang dapat dipetik dari terjadinya sebuah petaka. Di samping itu, rasa syukur juga bisa menjadi pelipur sekaligus sugesti yang menghadirkan ketenangan jiwa.
Perayaan Merti Dusun Sumowono tahun 2015 diramaikan dengan acara Karnaval Budaya dari para warga desa sumowono. Di mana pada hari Selasa, 4 Agustus 2015, menjadi puncak acara peringatan Merti Dusun Sumowono tahun ini. Para warga menunjukan kreativitas mereka dengan adanya pawai marching band anak-anak dari Bimbingan Belajar Nurudin, Panggung Hiburan Rakyat, Pawai selamatkan sepak bola Indonesia, Pawai Pakaian modifikasi dari Keranjang/Tenggok, Nanggap reog, dan Potong Tumpeng Ayam Jawa.
Acara ini pun ikut dimeriahkan oleh Duta Wisata Kabupaten Semarang yang turut andil mengatur jalannya karnaval untuk kedua kalinya di tahun ini. Diharapkan acara merti dusun Sumowono ini tetap dapat terlaksana setiap tahunnya bahkan lebih meriah tanpa takut adanya ancaman degradasi budaya. –Eko Kukuh Kustanto-
0 komentar:
Posting Komentar