BAMBU PARAKAN TEMANGGUNG



 by Eko Kukuh Kustanto

Para pejuang memasuki kota Parakan 1945
The heroes was entered kota parakan in 1945

Hari Selasa Kliwon di bulan Oktober 1945 bambu wulung tersebut disepuh oleh Kyai Sumomihardho untuk dijadikan senjata, berita dengan cepat menyebar ke segala penjuru, sedikitnya ada 40 pemuda dari Parakan Kauman datang berbondong-bondong untuk menyepuh bambu runcing, dan menerima gemblengan-gemblengan bathin.
Kliwon Tuesday, in October 1945, that wulung bamboo gilded by Kyai Sumomihardho to be arms. Fastly this news spread rapidly to all corners, a little bit a 40 young from Parakan kauman came with hurry to gild Runcing Bamboo and accepted mental motivation.

Sejak saat itu setiap hari Selasa Kliwon para pejuang dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur datang ke kota Parakan, kehebatan Bambu Runcing telah mengundang mereka, sehingga kota Parakan menjadi kota yang padat dengan para pejuang, setiap hari ribuan pemuda datang, kereta api jurusan Parakan – Temanggung – Magelang – Yogyakarta menjadi padat oleh para pemuda, karena perjalanan darat lewat jalan raya tidak mungkin di tempuh, sepanjang jalan menuju Parakan telah dilobangi, jembatan-jembatan telah diputus oleh pejuang untuk menghambat mobilisasi musuh, tidak sedikit dari para pendatang yang sampai menginap di stasiun kereta api, menumpang di rumah penduduk atau di tempat penyepuhan. 
Since that moments, in every kliwon tueday, the heroes from various regions in Central java, West Java and east java came to parakan city. And the intension from Runcing Bamboo already invite them. So that parakan city being crowded city wity the heroes. Every\day a thousand youth coming. Trains from parakan – Temanggung – Magelang – Jogja being crowded by the youth because the trip in highway to Parakan is imposible to taken cause already brook by the heroes to holding enemies mobilitation , and not a little bit the comer stay alive in train station, stay at home resident or gilding place.
Melihat banyaknya pejuang yang datang, Kyai R Sumomihardho memindahkan tempat penyepuhan ke lokasi yang lebih luas dan membagi tugas kepada ulama’ lain, KH Abdurrahman di beri tugas memberi asma’ nasi di beri gula pasir untuk kekebalan, Kyai Ali menerima tugas memberi asma’ banyu wani untuk sugesti keberanian dan menghilangkan rasa capek, Kyai Subchi bertugas memberi do’a, dan Kyai R Sumodihadho sendiri menyepuh bambu runcing serta memberikan petuah-petuah dan do’a. 
Saw many heroes coming, kyai R Sumomihardho moving the place of gilding to loation wider and dividing the tasks to another ulama, KH abdurahman given the tasks of Asma’s nasi and given the sugar to immunity, Kyai Ali accepts the tasks to given Asma’ banyu wani to Fearness suggestion and lost the tired feel. Kyai Subschi given to praying and kyai R Sumodihadho self, gilding the runving bamboo and given advice and pray


Beberapa hari setelah terbetuknya BMT, datanglah para pejuang dari Banyumas menyepuh bambu runcing dan memohon do’a para kyai untuk melakukan penyerbuan ke Ambahrawa, melihat semangat para pejuang Banyumas itu maka tergerak para pejuang Parakan yang tergabung dalam Laskar Hibullah untuk bergabung dalam penyerbuan ke Ambahrawa. 
Someday after form of BMT, come the heroes from banyumas to gilding runcing bamboo and prays to God and Kyai to do invasion of spirit the banyumas’s heroes. So they are wake up and unite in lascar Hibullah for do invasion to Ambarawa

Do’a dan derai air mata membasahi segenap warga kota Parakan melepas kepergian para pemuda gagah berani itu ke medan laga di Ambahrawa berbekal senjata seadanya dan bambu runcing, kabar selanjutnya yang terdengar adalah beberapa dari putra terbaik bangsa itu gugur, tetesan darah dan hujan air mata semakin membasahi bumi pertiwi, demi kemerdekaan yang kita nikmati saat ini, masihkah kita ingin menghianati perjuangan mereka dengan mencabik-cabik NKRI, hanya bangsa yang besar yang bisa menghargai jasa para pahlawannya 
Prays and tears wet te all people of Parakan city to removing departure the youth with spirit and fearness where in the war in Ambarawa brings makeshift the weapon and Runcing Bambo, and the next news that listened is some the best of people passed away, drops of blood and tears flowing getting soaked earth, for the independent day wherever we’re enjoying now. Are you still to be traitor people with rending your NKRI, or as the big country your can appreciate your heroes work.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar