By Eko Kukuh Kustanto

Terletak di desa Ngalian Kecamatan Bejen, perbatasan Temanggung – Kendal, pernah dirintis pengembangannya oleh Mahasiswa AKPARI Semarang. Ada tradisi pendukung yakni upacara ‘Lampet Dawuhan’ yaitu serangkaian upacara adat sedekah kali dengan ungkapan do’a agar air yang mengairi sawah penduduk di wilayah tersebut dapat tetap abadi mengalir memenuhi kebutuhan pertanian mereka. Ada keunikan dalam tradisi ini yaitu sesepuh desa menyedot air kali dengan mulut kemudian menyemburkannya di areal persawahansetelah melalui kirap sepanjang 200 meter

Located in Ngaliyan Villagem Bejen Sub-District, Bordering with Temanggung – Kendal. Ever been initiated in development by AKPARI Students, Semarang. A tradition supporter was ceremony ‘Lamet Dawuhan’ is a series of ceremonies sedekah kali with expression of prayer so the water alyaws flowing in the population’s fields in this region and still survive to flowing to make ends meet agriculture. An the uniqueness from this tradtion is the head of village is siphon the river water with his mouth and the next gushing in the fields areas after through kirap along 200 meter.


 by Eko Kukuh Kustanto

Para pejuang memasuki kota Parakan 1945
The heroes was entered kota parakan in 1945

Hari Selasa Kliwon di bulan Oktober 1945 bambu wulung tersebut disepuh oleh Kyai Sumomihardho untuk dijadikan senjata, berita dengan cepat menyebar ke segala penjuru, sedikitnya ada 40 pemuda dari Parakan Kauman datang berbondong-bondong untuk menyepuh bambu runcing, dan menerima gemblengan-gemblengan bathin.
Kliwon Tuesday, in October 1945, that wulung bamboo gilded by Kyai Sumomihardho to be arms. Fastly this news spread rapidly to all corners, a little bit a 40 young from Parakan kauman came with hurry to gild Runcing Bamboo and accepted mental motivation.

Sejak saat itu setiap hari Selasa Kliwon para pejuang dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur datang ke kota Parakan, kehebatan Bambu Runcing telah mengundang mereka, sehingga kota Parakan menjadi kota yang padat dengan para pejuang, setiap hari ribuan pemuda datang, kereta api jurusan Parakan – Temanggung – Magelang – Yogyakarta menjadi padat oleh para pemuda, karena perjalanan darat lewat jalan raya tidak mungkin di tempuh, sepanjang jalan menuju Parakan telah dilobangi, jembatan-jembatan telah diputus oleh pejuang untuk menghambat mobilisasi musuh, tidak sedikit dari para pendatang yang sampai menginap di stasiun kereta api, menumpang di rumah penduduk atau di tempat penyepuhan. 
Since that moments, in every kliwon tueday, the heroes from various regions in Central java, West Java and east java came to parakan city. And the intension from Runcing Bamboo already invite them. So that parakan city being crowded city wity the heroes. Every\day a thousand youth coming. Trains from parakan – Temanggung – Magelang – Jogja being crowded by the youth because the trip in highway to Parakan is imposible to taken cause already brook by the heroes to holding enemies mobilitation , and not a little bit the comer stay alive in train station, stay at home resident or gilding place.
Melihat banyaknya pejuang yang datang, Kyai R Sumomihardho memindahkan tempat penyepuhan ke lokasi yang lebih luas dan membagi tugas kepada ulama’ lain, KH Abdurrahman di beri tugas memberi asma’ nasi di beri gula pasir untuk kekebalan, Kyai Ali menerima tugas memberi asma’ banyu wani untuk sugesti keberanian dan menghilangkan rasa capek, Kyai Subchi bertugas memberi do’a, dan Kyai R Sumodihadho sendiri menyepuh bambu runcing serta memberikan petuah-petuah dan do’a. 
Saw many heroes coming, kyai R Sumomihardho moving the place of gilding to loation wider and dividing the tasks to another ulama, KH abdurahman given the tasks of Asma’s nasi and given the sugar to immunity, Kyai Ali accepts the tasks to given Asma’ banyu wani to Fearness suggestion and lost the tired feel. Kyai Subschi given to praying and kyai R Sumodihadho self, gilding the runving bamboo and given advice and pray


Beberapa hari setelah terbetuknya BMT, datanglah para pejuang dari Banyumas menyepuh bambu runcing dan memohon do’a para kyai untuk melakukan penyerbuan ke Ambahrawa, melihat semangat para pejuang Banyumas itu maka tergerak para pejuang Parakan yang tergabung dalam Laskar Hibullah untuk bergabung dalam penyerbuan ke Ambahrawa. 
Someday after form of BMT, come the heroes from banyumas to gilding runcing bamboo and prays to God and Kyai to do invasion of spirit the banyumas’s heroes. So they are wake up and unite in lascar Hibullah for do invasion to Ambarawa

Do’a dan derai air mata membasahi segenap warga kota Parakan melepas kepergian para pemuda gagah berani itu ke medan laga di Ambahrawa berbekal senjata seadanya dan bambu runcing, kabar selanjutnya yang terdengar adalah beberapa dari putra terbaik bangsa itu gugur, tetesan darah dan hujan air mata semakin membasahi bumi pertiwi, demi kemerdekaan yang kita nikmati saat ini, masihkah kita ingin menghianati perjuangan mereka dengan mencabik-cabik NKRI, hanya bangsa yang besar yang bisa menghargai jasa para pahlawannya 
Prays and tears wet te all people of Parakan city to removing departure the youth with spirit and fearness where in the war in Ambarawa brings makeshift the weapon and Runcing Bambo, and the next news that listened is some the best of people passed away, drops of blood and tears flowing getting soaked earth, for the independent day wherever we’re enjoying now. Are you still to be traitor people with rending your NKRI, or as the big country your can appreciate your heroes work.

 by Eko Kukuh Kustanto

Tanaman kopi hidup subur di kawasan utara Kabupaten Temanggung seperti kecamatan Tretep, Wonoboyo, Jumo, Bejen, Candiroto, Kandangan, Gemawang, dan Kaloran.
Terdapat dua jenis tanaman kopi di Temanggung yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Tanaman kopi robusta hidup di dataran rendah dengan luas areal sekitar 9.160,97 hektare dengan jumlah produksi
4.225,94 ton pertahun. Sedangkan kopi arabika tumbuh di dataran tinggi dengan luas areal 1.452,58 hektare dan produksi 201,34 ton per tahun. Hasil produksi kopi yang cukup tinggi di Kabupaten Temanggung telah menyumbang 40 persen produksi kopi di Jawa Tengah. Sebagian produk kopi Temanggung telah diekspor melalui sejumlah eksportir dari Semarang dan Jawa Timur.

Coffee plants thrives in north region of Temanggung Regency like Tretep Distric, Wonoboyo, Juno, bejen, Candiroto, Kandangan, Gemawan, dan kaloran. There 2 plants of coffee in Temanggung are Robusta Coffee and Arabika Coffee. Robusta plants grew in the lowland with the large of areal about 9.160,97 ha with production total 4.225,94 ton per year. While Arabika Plants grew in the plateau with the large of area about 1.452,58 ha with production total 201, 34 ton per year. Coffee production result is enough-high in Temanggung Regency and contribute coffee production in Central-Java. Partially cooffe product of Temanggung already export through a number of Exportir from Semarang and East-Java

 by Eko Kukuh Kustanto


Untuk menuju ke tempat ini tidaklah terlalu sulit, karena hanya berjarak sekitar kurang lebih dua puluh enam kilometer dari Kota Temanggung arah Ngadirejo. Jalan menuju tempat ini dari Temanggung juga terbilang bagus, namun berkelok-kelok dan turun naik seperti pada umumnya kontur jalan pegunungan. Karena sejarahnya tersebut banyak orang yang berkunjung kesini untuk mendapatkan khasiat air sendang jumprit untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Namun diluar itu semua dengan segala kekurangannya tempat ini memang layak dikunjungi untuk sekedar menikmati suasana khas pegunungan atau melepas kepenatan selepas melakukan rutinitas sehari-hari. Puluhan monyet yang menurut sejarahnya adalah keturunan Ki Dipo juga bisa kita saksikan bergelantungan di pohon maupun yang bermain-main disekitar lokasi parkir mobil. 

to go to this place is not difficut, because the distance about 26 kilometers from Temanggung Regency to ngadirej. with the way of this place from Temanggung fairly good, but serpentine and down-up like mostly the ways in the Mountain. Because history, many people came here to have a super water in Jumprit Pool to cure the sickness. but out of that with the shortage this place deserved to visit for enjoying the mountain atmosphere or releasin fatigue from the activities. Dozens of Monkey from the history is ki Dipo's Ancestry. and you can see ther're swinging in tree or playing in the parkir area.


Berada diketinggian sekitar delapan ratus meter di atas permukaan air laut di salah satu sisi Gunung Sindoro menjadikan tempat ini sangat sejuk sekaligus berpadu dengan keindahan alam pegunungan. Namun minimnya sarana dan prasarana juga mempengaruhi minat wisatawan yang berkunjung kesini. Di seberang sendang Jumprit memang terdapat kolam renang namun dengan kondisi yang kurang terawat. Begitupun dengan lokasi MCK yang ada nampak sedikit kotor dan kurang terjaga kebersihannya. Rumah makan pun tidak tersedia, hanya ada beberapa penjual bakso disekitar sendang Jumprit. Keuntungan lain berkunjung kesini adalah selepas dari Jumprit perjalanan bisa dilanjutkan ke perkebunan Teh Tambi yang indah dan selanjutnya ke dataran tinggi Dieng karena tempat-tempat tersebut merupakan satu arah kalau ditempuh dari arah Jumprit. 

in highest about 800 meter from the sea level in one of Gunung Sindoro make this place so cool and mix with beauty from natural of mountain. but with minimum of facilities and infrastructure not affect with the tourist mood when visited here. in the apposite of sendang Jumprit is there a swimming pool but with the condition not maintained. as well as MCK location that is dirty and not kept the clean. Restaurant is nothing, just some Bakso seller around Sendang Jumprit. Another profit when you visit here is after from Jumprit you can continue your trip to the beautiful of Tambi Tea plantation and next to Dieng Plateau because places is one ways or direction with jumprit way.



 By Eko Kukuh Kustanto


Jika kita berbicara tentang salah satu kecamatan di Kota Temanggung yang berada di sebelah Barat ini pasti teman-teman akan setuju jika kecamatan kledung ini memang mempunyai daya tarik dan memiliki sejuta keindahan yang patut kita bicarakan. Kultur budaya yang masih tertata apik, dan pesona alamnya yang memikat memanjakan siapa saja yang berlibur ke tempat ini. salah satu tempat yang bisa anda kunjungi di Kledung adalah Kledung pass,tempat ini memang diapit oleh dua pegunungan yaitu gunung sindoro dan gunung sumbing. Dan tentunya akan sangat exotis jika anda menimatinya bersama dengan orang terkasih anda.
When we're talking about one of District in Temanggung Regency which is in the west, you are agree with me if Kledung District has the appeal and beauty in million to  be discussed. with the good culture and the natural landscape make everyone when holy in here happy. one of the place which you can visit is Kledung. Kledung is the place where flanked by 2 mount, Sindoro and Sumbing. And surely will be very exsotic if youre enjoy with your love.




Jika teman-teman sedang melewati wilayah ini cobalah untuk melihat kanan kiri, sekali-kali berhenti juga boleh untuk mencoba berinteraksi dengan alam sekitar, menghirup segarnya udara disini, mencoba merasakan dinginnya air disini yang segar seperti habis dimasukan ke dalam kulkas dan kalau saya boleh bilang suasana di kledung seperti suasana yang ada di kawasan eropa tepatnya seperti di swiss yang terdapat banyak sekali gunung. 

if you're passed this place, nice to try look you're right side and left side, ocasionally stop too, to trying interaction with the natural arround you, or feel free with the fresh air in this place. and try again to feel how the coldness of this water here. I think like when you're enter into refrigerator and if i said the kledung atmosphere like in the west europe region, exactly like in Swiss that in there has many mount.