BURUNG ENGGANG
ekokukuhkustanto



Subfamili Bucerotinae
  • Genus Tropicranus (kadang-kadang dimasukkan ke dalam Tockus)
    • Enggang Jambul-putih Tropicranus albocristatus
  • Genus Tockus
    • Enggang Kerdil Hitam Tockus hartlaubi
    • Engang Kerdil Berparuh-merah Tockus camurus
    • Enggang Monteiro Tockus monteiri
    • Enggang Berparuh-merah Tockus erythrorhynchus
    • Enggang Berparuh-kuning Tockus flavirostris
    • Enggang Berparuh-kuning Selatan Tockus leucomelas
    • Enggang Jackson Tockus jacksoni
    • Enggang Von der Decken Tockus deckeni
    • Enggang Bermahkota Tockus alboterminatus
    • Enggang Bradfield Tockus bradfieldi
    • Enggang Afrika Tockus fasciatus
    • Enggang Hemprich Tockus hemprichii
    • Enggang Kelabu Afrika Tockus nasutus
  • Genus Ocyceros
    • Enggang Kelabu Malabar Ocyceros griseus
    • Enggang Kelabu Ceylon Ocyceros gingalensis
    • Enggang Kelabu India Ocyceros birostris
  • Genus Penelopides
    • Enggang Luzon Penelopides manillae
    • Enggang Mindoro Penelopides mindorensis
    • Enggang Tariktik Penelopides panini
    • Enggang Samar Penelopides samarensis
    • Enggang Mindanao Penelopides affinis
    • Kangkareng Sulawesi/Rangkong Sulawesi Penelopides exarhatus
  • Genus Bycanistes (kadang-kadang dimasukkan ke dalam Ceratogymna).
    • Enggang Penerompet Bycanistes bucinator
    • Bycanistes fistulator
    • Enggang Berpipi-keperakan Bycanistes brevis
    • Bycanistes subcylindricus
    • Enggang Berpipi-cokelat Bycanistes cylindricus
    • Enggang Berpaha-putih Bycanistes albotibialis
  • Genus Ceratogymna
    • Ceratogymna atrata
    • Ceratogymna elata (hampir terancam)
Subfamili Bucorvinae
  • Genus Bucorvus
    • Enggang Tanah Abyssinia Bucorvus abyssinicus
    • Enggang Tanah Selatan Bucorvus leadbeateri

      Burung Enggang atau Burung Rangkong (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani. Burung Enggang tergolong dalam kelompok Bucerotidae yang termasuk 57 spesies. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan Afrika. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.

      Enggang (Allo, Ruai/Arue sebutan bagi orang dayak) adalah jenis burung yang ada di pulau Borneo. Burung enggang memiliki ukuran tubuh cukup besar, yaitu sekitar 100 cm. Ada sekitar 8 jenis burung enggang dengan warna tubuh perpaduan antara hitam dan putih, sedangkan warna paruhnya merupakan perpaduan warna kuning, jingga dan merah. Ciri khas dari burung ini adalah adanya cula paruh (casque) yang tumbuh di atas paruhnya. Burung yang makanannya buah ara ini mempunyai tingkah laku bersarang yang khusus. Burung enggang mempunyai kebiasaan hidup berpasang-pasangan dan cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri.Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina.kemudian burung jantan memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda. Mengapa burung Enggang ini di jadikan sebagai simbol oleh suku dayak? Burung ini menyimbolkan suku dayak layaknya burung Merpati menyimbolkan kesucian dan keabadian dalam keagamaan Kristiani. Karena itu pula, burung enggang ini dijadikan sebagai contoh kehidupan bagi orang dayak untuk bermasyarakat agar selalu mencintai dan mengasihi pasangan hidupnya dan mengasuh anak mereka hingga menjadi seorang dayak yang mandiri dan dewasa. Namun sekarang ini burung enggang merupakan burung langka yang sudah sangat sulit di temui di hutan borneo, ini dikarenakan pengerusakan hutan borneo yang terus-menerus terjadi, seperti penebangan hutan baik illegal logging maupun untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit. Nasib burung enggang ini sekarang sama seperti nasib suku Dayak di borneo yang semakin terpinggirkan di tanahnya sendiri. Sekarang burung ini hanya sebagai simbol dan hanya dapat dilihat dalam suatu rekaman gambar yang menunjukkan masa kejayaannya dimasa lampau. Burung ini hanya dapat dilihat sebagai simbol yang dilukiskan berupa motif seperti pada gambar ini. Kasihan sekali nasib mereka. Sebagian yang tersisa darinya hanya sebuah gambar dan segelintir bagian paruh dan bulu yang tetap di simpan rapi oleh masyarakat suku dayak